One place to open your mind

Wednesday, April 5, 2017

Hati-hati, Mulai Sekarang Jangan Lagi Bergantung pada GPS

Ilustrasi GPS
Aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze mungkin tampak seperti membuat Anda lebih mudah untuk mendapatkan informasi perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Namun tahukah Anda, bahwa berdasarkan penelitian terbaru aplikasi ini sebenarnya bisa membuat otak kita menjadi malas dan bodoh.

Ahli saraf dan ilmuwan kognitif dari University College London baru-baru ini menerbitkan sebuah studi. Yang menunjukkan bahwa orang yang menggunakan ingatan mereka untuk menuju ke suatu tempat memiliki kekuatan berpikir lebih tinggi dibanding mereka yang cenderung bergantung dengan petunjuk navigasi.

Para ilmuwan menyimpulkan ini dengan melacak aktivitas otak dari 24 orang yang bersedia menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menavigasi daerah di sekitar Soho, London. Pada tes pertama, peserta harus mencari tahu tujuan mereka sendiri, tanpa menggunakan bantuan aplikasi navigasi apapun. Tetapi dalam tes kedua, mereka diminta menuju ke suatu tempat dengan menggunakan bantuan arah dari aplikasi navigasi. Hasilnya, ternyata mereka yang menggunakan memori mereka untuk sampai ke tujuan memiliki aktivitas otak yang lebih tinggi dibanding mereka yang bergantung pada aplikasi.

Menurut Hugo Spiers, penulis utama studi tersebut, hal ini mungkin sangat tidak baik bagi kita. Sebaiknya kita membiasakan melatih otak kita untuk bekerja dan berpikir. Orang-orang yang mengandalkan memorinya untuk menavigasi arah tujuan menunjukkan adanya aktivitas yang lebih banyak di hipokampus mereka. Hipokampus merupakan bagian dari otak besar yang berhubungan dengan emosi, memori, dan sistem saraf otonom.

Spier mengatakan bahwa kegiatan hipokampus akan meningkat seiring dengan kompleksitas jalanan. Namun, aktivitas otak tidak akan meningkat dengan adanya skenario GPS. Mereka cenderung tidak peduli ada berapa banyak persimpangan ataupun perubahan arah yang harus dilalui.

Spier yakin kalau hipokampus dapat mengalami atrofi yaitu pengecilan atau penyusutan jaringan otot atau jaringan saraf jika orang terus bergantung pada aplikasi GPS dan tidak mempekerjakan otak mereka. Ternyata, sebelumnya ada juga peneliti neurologis yang mendukung teori ini. Bahkan, mereka mengatakan bahwa atrofi hipokampus dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit alzheimer.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa menghafal petunjuk arah di jalanan dan navigasi dari memori dapat meningkatkan aktivitas di hipokampus. Pada tahun 2011, sekelompok peneliti mengungkapkan sebuah studi yang menunjukkan bagaimana seorang sopir taksi di London ternyata memiliki materi abu-abu yaitu kumpulan sel-sel yang berkorelasi terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan yang padat dalam hipokampusnya yang berdampak positif terhadap kemampuan memori yang dimilikinya.
0

0 comments:

Post a Comment